Minggu, 29 Mei 2011

cerita yang tak pantas diceritakan

dari dua malam yang baru saja terlewat..mungkin ada beberapa hal yg bisa saya tangkap..

Aku pernah tau apa yang kamu bilang tentang bintang..semalam aku juga tidur beralaskan pasir pantai dan tidur di bawah taburan bintang di langit balekambang. aku ingat kau bilang bahwa bintang itu indah karena gemerlap cahayanya..

Seorang teman juga bilang malam itu bahwa seandainya ada bulan penuh,itu akan menambah indahnya malam itu..karena bulan adalah sesuatu yang indah karena hangat sinarnya..

malampun terlewat tanpa selimut hangat,dan pagipun mulai memberi salam lewat seberkas sinar yang membiaskan gelap..dan akupun terjaga..

Seseorang lagi bilang,seandainya ada sunrise terlihat di pantai ini..karena matahari akan terlihat begitu indah dengan tegar bijaknyadan karena cahaya yang sempurna..

Deburan ombak yang mulai pasang mendekat sadarkan kami. sekelebat anganpun muncul tentang indahnya pantai jika tenang.. karena pantai begitu indah karena tenangnya..

tapi semua anggapan itu TIDAK BAGIKU..karena bagiku,yang terindah tetaplah BUMI..karena dia berdiri diatasnya..

Aku mencintainya dengan biasa. karena dia juga menginginkan cinta yg datang dengan terbiasa..dia menginginkan seseorang yang mungkin bisa bertahan dengan kebiasaannya,positif dan negatifnya dan mungkin karena hidupnya yang biasa..tapi menurutku,,hidupmu akan lebih terasa biasa kalau kau melewatkannya tanpaku,,cinta.

Aku mencintainya dengan biasa karena biasa..semoga saja dia juga merasakannya karena terbiasa. aku cuma tidak menginginkan sesuatu yang datang terlalu luar biasa, yang akhirnya terbias begitu saja. seperti yang baru saja berlalu,cinta.

tapi rasanya..aku terlalu berbeda buatmu. karena ada yang lebih membuatmu tak biasa. ada yg bisa membuatmu lebih dr sekedar menjaga. sedangkan aku malah mengharap dirimu bisa terjaga karena mimpi buruk dan aku berada di sampingmu untuk menjaga..

hanya ini yang bisa aku ceritakan meskipun cerita ini tak pantas untuk diceritakan..

Rabu, 18 Mei 2011

14

"banyak sudah hal manis dan tak terlupakan oleh mereka berdua. tapi selentingan tentang kekasihnya yg selingkuh itu sedikit mengusiknya. cinta itu klise. cuma alasan kuno yang jadi kebanggaan. tapi pria itu tetap bersikeras menunggu akhir cerita yang dia sendiri tak tau apa jadi bahagia atau sebaliknya."

dan tulisan dalam kertas itu tertulis sama dengan realita yg terjadi. dia seakan malas melanjutkannya. lebih baik bermain di dunia nyata daripada fiksi yang dia tulis.mungkin itu yang bisa tertangkap dari raut mukanya saat ini. ya,masih ada masalah yg belum dia selesaikan.

"semoga saja dugaanku salah tentang perselingkuhan pacarku itu.." gumamnya..
-------------------------

"badar,aku masih ragu menanyakan itu pada gadis." kataku pada seorang teman yang sangat ku percaya..

"kau takut sama wanita??rahmat,harusnya kau bisa tegas.tanyakan itu kalau kau memang ragu.apa kau mau hubunganmu dengan gadis di ganggu orang lain??."

"yang penting dia tidak melakukannya di depanku badar."

"mungkin sekarang kau boleh berkata begitu.tapi apa itu berlangsung seterusnya??.seandainya aku jadi kamu,aku akan selesaikan ini."
-------------------------

kegalauan itu mulai masuk dalam pikiranku. ah,kenapa aku tau masalah ini?.seandainya keadaan membiarkanku tertipu, hanya cerita cerita indah saja yang muncul. tapi terlanjur, keadaan mulai memaksa mataku untuk terbuka dan tak memandang sebelah mata. lebih baik aku memperbaiki dan meluruskan masalah ini..

"halo..gadis,kamu dimana?"

"lagi di kampus.kenapa mat?"

"eh,ngga..nanti km pulang jam berapa?.aku jemput ya?"

"ngga usah,soalnya nanti aku mau langsung ke toko buku sama anak2.trus nginep di rumah nindi juga."

"ngga apa apa,aku anterin kan jg ngga masalah."

"ngga perlu..anak2 jg bawa mobil kok. tenang aja."

"gitu??beneran nih?."

"iya"

"yaudah..love u.."

---------------------
di sebuah cafe setelah selang waktu beberapa detik saja saat telepon itu terputus..

"siapa dis?." kata seseorang di depan gadis

"temenku.."

"temen apa pacar?."

"temen.."

"emang pacar ngga punya?."

"bukan ngga punya,tapi belum punya. paling bentar lagi juga dapet pacar."

"emang siapa yg mau sama km?."

"rico."

"siapa tuh rico??." jawab rico melanjutkan rayuan-rayuannya..

-----------------
di sebuah kamar yang kecil,akhirnya kertas itu kembali menerima goresan tulisan dari lelaki yang terlihat galau itu..

" pria itu masih ragu untuk menentukan keputusan. ya,keputusan mengenai pencarian kebenaran. pacarnya,atau temannya yang dia percaya. sahabat yang dikenal jauh lebih lama atau wanita yang mencuri hatinya. yang memberinya sesuatu yang selama ini belum pernah dia rasakan yang namanya cinta. dan setelah itu.."


"mat,kamu bisa ke cafe di daerah jalan mayar?"

"emang ada apa dar?cepat kesini.."

tidak lama rahmat menuju kesana dan badar menariknya lalu menyuruhnya diam dulu,seakan mengintai sesuatu..akhirnya sedikit petunjuk muncul untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan rahmat selama ini..

"kau lihat sendiri kan??pacarmu,gadis,nyata berselingkuh."

"mungkin dia temannya.."

"tidak mungkin se mesra itu rahmat.coba pikir!!. sekarang kamu telpon si gadis dan tanya dia dimana?"

"baiklah.."

lalu rahmat mencoba menghubungi gadis yang sialnya beberapa kali panggilannya di tolak..akhirnya setelah beberapa kali redial,panggilan itu di jawab juga..

"halo..lagi dimana cinta." kata rahmat

"lagi di cafe nih..rapat buat acara valentine depan. kan himpunan jurusan mau ngadain acara."

"kan masih bulan depan?kok udah siap2 sekarang?."

"kan ini uda akhir bulan rahmat."

"ooh,yasuda kalo gitu...aku ganggu ya?."

"hmmm..nanti telp lagi aja ya.."

"tenang aja sayang.mungkin aku hubungi kamu setelah acara valentine itu selesai aja ya.biar kamu bisa fokus."

"makasih ya mat.."

"sama sama..love u."
---------------------

"tuh, bener kan mat??aku bilang juga apa."

" harus ada akhir dari cerita2 ini.."

"masih mau lanjutin cerita yang kamu tulis itu??sudahlah mat,ngga akan selesai. selesaipun ngga akan berakhir bahagia."

"yang penting buku itu bisa selesai ku tulis dar. apapun endingnya."

"katanya kamu berharap buku itu akan berisi kebahagiaan??."

"aku yakin buku itu berisi kebahagiaan."

"terserah lah mat..yang penting kau sudah tau kenyataannya.."
-------------------

masih terpikir bahwa akan kebahagiaan di akhir cerita. rahmat pun melanjutkan tulisan dalam kertas yang akan menjadi catatan cintanya itu..

" akhirnya tulisan ini akan ada titik temu yang nantinya jadi akhir cerita. sedikit rancu. tapi nanti akan lurus lagi oleh cinta,dan karena cinta. sementara itu lelaki yang sangat mencintai gadisnya itu termenung dan terpaksa menyerah pada keadaan. dia mencoba memikirkan sebuah solusi dari sebuah fiksi ini.oh,tidak. bukan lagi fiksi. tapi ini sudah menjadi kenyataan."

setelah menuliskan rangkaian kalimat itu tadi,dia terlihat mencari sebuah buku.ya buku kenangan SMA.dan tak lama setelah membuka buka buku itu..dia menelpon seseorang...
"halo..panji..ini aku,rahmat.inget ngga?"

"rahmat SMA 12 itu?"

"bener."

"anjing kamu mat.masih inget aja sama aku."

"sebenernya ada yg mau ku omongin nji.kamu kan banyak kenalan preman."

"mau ngerjain orang kamu??."

"hmmm..bisa di bilang menghabisi sih.ada?"

"hmm..gini nji.aku kasih kamu nomornya,setelah itu urusanku selesai. kalau ada apa2 jangan bawa2 namaku.deal?"

"tenang,pasti aman.namamu bersih."
-------------------

jauh hari setelah pembicaraan antara panji dan rahmat. kegundahan itu masih terasa dalam sebuah ruangan kecil tempat tulisan tulisan itu di buat.ya,di kamar rahmat. saat itu dia termenung dengan rokok sebagai teman setianya dan pulpen di sela telinganya. dan akhirnya pulpen itu berpindah ke tangan rahmat sampai akhirnya dia mulai digoreskan lagi menodai kertas putih itu..
-------------------

" halo,bener ini dengan bogel?."

"situ siapa?"

"aku temennya panji,rahmat."

"oo..yg itu.panji sudah ngomong kemaren."

"jadi, kamu siap gel.semua biaya aku tanggung. ngga perlu ketemu sama aku.semua uang dan foto target aku kirim via pos.gmn?"

"boleh.kapan eksekusinya?"

"tepat tanggal 13 februari ini.jam 10.nanti aku kasih lebih rinci dimana dia harus di habisi."

"beres."
-----------------
"halo,,kau mau bantu aku dar?."

"kapan aku ngga bantuin kamu."

"hmm..bantu aku cetakin tulisan tulisanku itu ya?."

"kapan?"

"setelah semuanya selesai.oiya,aku ingin kamu menambahkan akhir dari cerita itu kalau aku belum sempat menyelesaikannya"

"jadi cerita sedih??."

"siapa bilang??pasti berakhir bahagia..kalau emang keliahatan sedih.ubah jadi bahagia lah,kan kamu yg nyelesaikan cerita akhirnya..kebahagiaan cuma imajinasi garis lurus,kurang menarik!!hahaaa.."

"oke lah.."
----------------------

"beginilah cerita cinta itu berakhir. mungkin bahagia tapi mungkin juga berakhir jadi duka. tapi yang jelas lelaki itu ingin yang terbaik untuk kekasihnya itu. semuanya berakhir saat dia menuliskan kenangan-kenangan indahnya yang mungkin akan dia bawa lelaki itu sampai mati. bukan mungkin, tapi pasti.karena......"

entah apa yang mengganggu rahmat,sejenak dia menoleh setelah menghentikan gerak tangannya..

---------------------
"sabar gadis..mungkin ini yang terbaik untukmu dan untuknya..dia sudah tau semuanya. tentang kamu dan lelaki itu.katanya,kebahagiaan hanya imajinasi garis lurus..kurang menarik.."

dan di dekat pemakaman itu..badar memberikan sebuah cetakan buku yang selama ini ditulis sahabat tercintanya..

"ini titipan rahmat.aku juga disuruh menyelesaikan bagian akhirnya.dia ingin buku ini berisi kebahagiaan.." kata badar

sambil terisak dia mulai membuka buku itu..

"beginilah cerita cinta itu berakhir. mungkin bahagia tapi mungkin juga berakhir jadi duka. tapi yang jelas lelaki itu ingin yang terbaik untuk kekasihnya itu. semuanya berakhir saat dia menuliskan kenangan-kenangan indahnya yang mungkin akan dia bawa lelaki itu sampai mati. bukan mungkin, tapi pasti.karena sesaat sebelum dia menyelesaikan cerita yang ditulis untuk dia berikan kepada gadis tercintanya. dia ditembak. mungkin itu yang terbaik bagi gadis dan lelaki penulis itu. agar dia bisa menikmati valentine dengan lelaki yang selama ini disembunyikan.."
---------------------

"kau mau membunuhku kan?boleh aku minta permintaan terakhir?."

"apa jawab pardi yang hendak membunuh rahmat itu.."

"biarkan aku menulis pesan terakhir untuk temanku."

"hmmm..terlalu lama!"

DOOOOORRRR!!!!

Minggu, 15 Mei 2011

Untuk Pertama dan Terakhir

sumiati masih tersudut di ujung rumah kecil itu..langkah berat nan gontai bertambah berat karena beban pikirannya..sejenak dia melanjutkan lamunannya di balik jendela kayu itu dan berkata lirih..,"dua bulan lagi."

dan tiba-tiba dia di kejutkan dengan kedatangan seorang pria yang masuk..,"sum,berapa lama lagi? uang kontrakan belum juga terbayar kan? kita harus cepat2 kerja lagi.."

"kira2 dua bulan lagi.."

"baiklah..lalu anak itu mau kau taruh dimana?jelas kerjamu akan terhambat dengan adanya anak itu.bodohnya kamu tidak menggugurkan bayi itu dulu.."

"mungkin panti,se bejat-bejatnya aku,aku tidak akan membunuh.." jawabnya lirih

sumiati masih terus melanjutkan lamunannya..ketenangan setelahpria itu beranjak pergi sedikit bisa dirasakan olehnya meskipun sebenarnya,,rasa galau yg mendominasi.

di tempat lain yang riuh,ramai seperti pasar, satu nama yang banyak disebut.."sum berhenti??."

"nggak,,dia cuma pulang kampung."jawab seorang lelaki itu..

"wah,sayang kalo ngga ada dia..dia yang kerjanya paling bagus."

"sabaaar.."
-----------------------

Dua bulan setelah kejadian-kejadian tadi..

"anak anda perempuan bu.."

"apa dia secantik saya suster?"

"dia terlahir sempurna tanpa cacat,mungkin ketika dewasa akan secantik anda."

"mudah2an dia tidak mengalami nasib seperti saya.semoga kecantikannya lebih berarti dan berharga kelak.."

"kau kasih nama apa dia sum?" kata lelaki yang berdiri di dekat suster itu..

"menurutmu??."

"aku bukan bapaknya sum.aku tidak berhak memberi dia nama.."

"bahkan aku juga tidak tau siapa bapaknya.."

"berilah nama yang bagus,bisa jadi itu sebuah doa."timpal lelaki itu..

"bagaimana kalau kuberi nama Naya?? aku ingin dia lebih bijaksana menggunakan kecantikannya nanti."

"naya juga sangat bagus.." kata suster di sebelahnya itu..

"nak,ibu sudah 9 bulan cuti.ibu harus mulai bekerja lagi 40 hari kedepan. lelaki lelaki hidung belang itu mungkin sudah gatal meniduri ibu lagi..maafkan ibu nak,mungkin ini pertemuan pertama dan terakhir kita." kata sumiati lirih dengan mata tertuju sayu ke arah bayi disampingnya..

"suster,tolong bawa dia ke panti.."

Invisible Hero

"heh ndri,,itu kan cewek yang kamu suka ya??."

"heh,siapa yg bilang suka?cm ngefans aja kok.."

"apa bedanya sama suka bodoh!!."

"aah,,udah ah,cepet naik." kata andri setelah menstarter vespa bututnya..

"tunggu deh di,tuh liat tuh..kayaknya ada masalah tuh dia"

"palingan cowoknya bar..ayo ah,lama betul kau ini!!."

PLAAAK "harusnya kamu ngerti kalo aku sibuk" terdengar suara tamparan dan nada tinggi dari seseorang cowok di depan nayla

"ya tapi aku juga butuh perhatian,,dika!!."
--------
"kamu tega ngliat cewek di pukul ndri?." cetus akbar

seketika itu andri jalan menghampiri 2 sejoli itu..

"jangan kasar donk mas.."

"terus kamu mau apa??jadi jagoan??"

mereka berdua pun bergulat dan alhasil tak ada yang menang dan kalah..setelah itu dengan wajah babak belur,dika menarik tangan nayla mengajaknya masuk mobil..

--------
seminggu kemudian di kantin sekolah....

"smsan sm siapa ndri??."

"nayla.."

"nayla??serius deketin dia??."

"kebetulan sih beberapa hari lalu aku ketemu dia lagi di mall. akhirnya aku kenalan,ngobrol-ngobrol, sampe akhirnya tukeran nomor hp."

"terus."

"ya dia sering curhat2 gitu.."

"nah,cowoknya??."

"putus.tapi kata dia emang sering putus nyambung sih."

"harus cepet2 tuh di.tapi ati2..kadang hati tak seindah mukanya.."

"di jalanin dulu aja laah..kalo jodoh ya pasti ngga lari kemana.."

"tapi kamu berharap juga kan?."

"ngga kok!!"

"munafik,nah buktinya kamu perhatian banget sama dia."
-------
sebulan kemudian di kantin sekolah...

"udah jadian kamu ndri?"

"belum..emang status penting ya?."

"hmmm..munafik.kamu juga pengen pacaran kan??."

"yang penting aku ada buat dia..itu yg penting.."

"sok pahlawan ah." jawab akbar dengan sedikit mencibir..

"eh,tuh dia datang..samperin gih.."lanjut akbar

andri terdiam sejenak..dan melihat akbar,"kalo aku nembak sekarang menurutmu gimana?"

"hmmm...sukses, Hero.." dengan tersenyum akbar menjawabnya

lalu andri pun datang menghampiri nayla..


"nayla..aku mau ngomong."

"ngomong aja pake ijin dulu ndri.."

"kamu mau jadi pacarku??."

"hmmm..."

"mau kan??."

"maaf ndri,masih dika yang ada dihatiku.."

"karena dia lebih kaya dari aku??aku yakin kamu ngga akan bahagia nay sama dia.dia kasar. apa kamu mengesampingkan cinta??yayaya,sayangnya aku tak lebih kaya daripada dia.."

"bahagia??kebahagiaan buatku cuma imajinasi garis lurus. tidak menarik." itu kata2 terakhir nayla dan setelah kalimat itu keluar,nayla pun juga beranjak pergi dari hadapan pahlawan itu...
------------
"sorry hero,rupanya dia tidak melihatmu..mungkin kau ada di matanya,tp tidak dihatinya.." kata akbar setelah dia duduk berjajar disamping andri..

HILANG

Pardi,seorang yang baru saja merasakan bebasnya dunia luar. Ya,dia baru bebas dari hukuman 5 tahun karena berjudi. Dia tak bisa lolos dan lari ketika waktu itu,timah panas menembus kakinya. Istri dan anaknya sudah hilang entah kemana saat dia pulang kerumah kontrakan yang dulu disewanya. Jauh sebelum hari dia bebas, pardi adalah preman kampung yang kerjaannya berjudi dan mabuk. Rumah dan istrinya adalah sarana pelampiasan ketika ia kalah judi. Yayaya,itu sebuah masa lalu yang kelam yang akhirnya juga berdampak di masa sekarang. Dia tidk diterima lagi di kampung itu.
Pardi akhirnya bingung dia harus tinggal dimana. Apalagi isu penembakan misterius itu semakin merajalela yang ternyata bukan sekedar isu. Banyak preman,mantan napi dan orang bertato yang d anggap preman ditemukan mati. Rupanya ini juga ulah pemerintah mengintimidasi rakyat untuk menekan tingkat kejahatan. Sayangnya mereka juga menggunakan kejahatan itu.
Ketakutan semakin terlihat di wajah pardi. Dia tidak punya apa apa lagi di hidupnya. Bahkan kalau dibandingkan dengan kehidupan penjara,hidup d alam bebas merupakan penjara terburruk baginya. Ya,dia jadi gembel dan mengemis untuk dapat makan sembari menutupi identitasnya sebagai mantan napi. Dan menutupi tato di lengan kanannya agar terlepas dari maut.
Di suatu pagi yang terlihat biasa. Kabar kematian seorang preman tidak dikenal kembali muncul yang membuat suasana semakin mencekam. Sejak saat itu,jarang ada orang keluar rumah. Tapi pardi,dia tidak punya rumah dan harus tidur menggelandang di tempat2 sempit yg tersembunyi. Sekaligus dia menyembunyikan identitasnya bersama lusuhnya baju yang dia pakai. Dan tebalnya debu yang menutupi tatonya.
Rasa dendam pardi terhadap teman2nya terkadang muncul. Dan situasi mencekam karena PETRUS itupun menjadi jembatan atas dendamnya. Suatu malam,dia berjalan mencari tempat untuk dia tidur. Setelah sampai di sebuah rumah kososng yg tidak terawat dan kotor,dari jauh dia melihat 2 orang yang seakan mengintrogasi 1 orang yang sudah berlumur darah. Pardi mencoba lari tapi 2 orang itu tau gerak langkah pardi. Dan..
“berhenti,atau saya tembak.”

Seketika itu pardi menghentikan langkahnya..
“kemari,,” kata salah satu dari orang itu sambil menodongkan pistol

“saya Cuma gembel pak..jangan tembak saya..”

“kamu merokok??” kata salah seorang petrus itu tadi..

Sambil menunduk malu,pardi menjawab “iya pak.”

“ini ambil” petrus itu memberikan kotak rokok kretek kepada pardi

Pardi mengambil satu dan seorang petrus itu menyalakan korek untuk pardi..

“kamu kenal dia?”..

“maaf pak g kenal” sambil terbata2 karena takut pardi lirih menjawab

“tembak dia atau kau yang ku tembak..” kata petrus itu lagi..

“dia…juga…” kata korban yang ditembak sebelunya dengan lirih menahan sakit karena tembakan sebelumnya..dan belum selesai bicara,pardi menembaknya..

“kamu tinggal dimana?” Tanya petrus itu ke pardi

“Dimana saja pak,saya g punya rumah..” jawab pardi

“jam berapa sekarang??” kata salah satu petrus

“sekitar jam 11 pak.” Jawab pardi

Salah satu petrus menodongkan senjata ke kepala pardi tapi di halangi oleh satunya lagi..

“jangan,dia bisa jadi mata-mata kita.”

Kembali ke suatu pagi dimana pardi harus mencari uang untuk mengisi perutnya..dia mengemis di pasar. Beberapa uang sudah ada di mangkuk plastiknya. Wajah tertunduk lesu terpancar jelas dari muka pardi. Wajah lapar itu seakan mengharap datangnya banyak rezeki hari ini..tp apa daya,sampai putung rokok yang d buang orang yg lewat pun ia ambil dan hisap lagi. Seakan bertahun tahun dia tidak merokok.
“ini nak,kasih ke bapak itu.” Terlihat ada ibu dan anak berjalan mendekatinya.
Tangan mungil itu memberikan uang 5rb ke cawan plastic itu..
seketika itu pardi kaget dan menengadahkan kepalanya melihat siapa orang bijak yang memberinya uang banyak kala itu. Mata pardi berbinar,sedikit berkaca kaca. Dia kenal wanita itu,tp gadis kecil disampingnya,,siapa dia? Yang jelas anak dari wanita itu.

“kartika??.” Pardi pelan menyebut nama itu..

Wanita yang dipanggilnya kartika itu segera beranjak mempercepat langkanya dan menghilang di balik riuhnya orang pasar. Pardi segera bangkit dan mencoba mengejar,tp sia-sia. Tapi dia tidak yakin akan bertemu lagi esok hari. Dia terus mencari. Tidak lama dia melihat sekelebat matanya yang mengarah pada sebuah objek,ya,wanita itu.

Pardi mengikutinya, terus mengikutinya. Sampai akhirnya wanita itu hendak masuk ke sebuah rumah. Dia di sambut seorang lelaki yang dulu pernah menagih uang kontrakan di rumah yg dia tinggali bersama wanita yg baru saja ia lihat.
Malam pun datang,dia berjalan tanpa arah,dan di tengah jalan, dia melihat dua orang petrus itu lagi. Pardi mencoba lari dan menghindar, tapi kedua pria itu berteriak.
“hei berhenti..!!.” teriak salah satu orang
Seketika itu pardi menghentikan larinya dan mengangkat tangan..

“ampun pak..”

“daripada timah panas ini bersarang di tubuhmu mending ku gunakan menghabisi preman2 itu. Iya kan??cepat berbalik..siapa namamu?”

“pa pa pardi pak..”

“saya harto, ini teman saya gatot. Mau rokok?.” Harto menawarkan rokok kepada pardi dan langsung diambilnya..

“antar saya ke tempat tidurmu kemarin..” kata gatot

Sesampainya di tempat kemarin,rumah kosong yang di pakai petrus itu untuk menembak seseorang yang d anggap preman semalam, terlihat sosok lelaki dengan kepala tertutup kain hitam dan terikat lemas. Wajah takut kembali terlihat di wajah pardi,bagaimanapun dia tak mau membunuh orang untuk yg kedua kali. Pintar juga petrus itu memanfaatkan tangan pardi untuk menembak orang yang tak tau dia salah atau tidak. Tapi pardi juga takut nyawanya juga melayang. Sudah bisa di tebak, orang yg terikat itu mati beberapa menit atau bahkan beberapa detik lagi.


Keesokan harinya, pardi kembali mengintai dimana istrinya tinggal di tempat yg baru dengan orang baru dan mungkin juga sudah memulai hidup baru dengan orang itu. Terlihat jelas wajah kekecewaan dan wajah kemarahan seakan pardi ingin membunuh orang baru yg ada di samping istrinya.
Wanita itu kembali beranjak dari rumah. Kali ini sendiri saja. Tanpa gadis kecil yg kemarin bersamanya. Pardi mengikuti wanita itu. Dan ketika sampai di tempat sepi,dia menarik bahunya,”kartika..”
“kenapa kamu terus mengikutiku?”

“hey aku suamimu” sambil tangannya terangkat seakan hendak menampar..

“tampar..tampar saja..aku sudah biasa.”

“kau sering ditampar lelaki itu??.”

“ dia bukan orang sepertimu pardi. Dia preman,tp masih mau menafkahi dan menghargai wanita lemah sepertiku.” Sambil tertunduk lesu wanita itu lirih menjawab
“kau sudah menikah dengannya?”

“anakku sudah besar dan butuh biaya untuk sekolah pardi.sedangkan kau tidak bisa apa2 di dalam bui.”

“dia juga anakku!!mana dia sekarang??.”

“dan kamu bapak yg tak bisa menghidupi keluargamu pardi.kau sudah merusak hidupku,kau juga mau merusak masa depan anakmu?.keterlaluan kau pardi…
“mana dia?”

“dia sakit.sudahlah,biarkan aku pergi. Keluargaku belum sarapan,anak kita juga sakit biarkan mereka segera makan.”

Kartika meninggalkan pardi yang tersudut dan meratapi masa lalunya.dia terlihat sangat terpukul dengan pernyataan suaminya. Tapi wajah dendam itu tampak semakin kuat.

Malam yang sepi dan biasa saja itu kembali terasa bersama langkah gontai pardi. Pardi mencari cara bagaimana dendam itu bisa terlaksana. Tapi tidak mungkin..dia seorang gembel yg tidak punya apa2..lagipula dia juga masih dalam penyamaran,entah sampai kapan terror misterius itu berakhir. Dia juga butuh hidup bebas tanpa tekanan.

Kembali lagi terdengar kabar bahwa ditemukan mayat tergeletak di dekat pasar. Dia ingat dua orang misterius yg baru di kenalnya. “mungkin dua bapak itu bisa ku manfaatkan.” Kata pardi

Pardi mencoba mencari 2 orang itu. Dan tak lama,dia bertemu dua orang itu. “pak,saya di ganggu preman.bukankah bapak-bapak ini memberantas preman??tolong saya pak,saya seorang gembel yg butuh perlindungan.” Kata pardi

“bagaimana kau tahu kalau diua preman?ada bukti?”

“dia bertato pak.dan saya ini jadi gemebel karena di usir dr rumah saya karena belum bisa bayar kontrakan pak. Bajingannya lagi,dia ambil istri saya pak.tolong saya pak.” Rintih pardi

“dimana dia?”

“rumahnya di pojok kampong ini pak,no.81.”

“tenang saja,kalu memang terbukti dia preman. Tak lama dia mati dan kau bisa bersama istrimu lagi.sekarang kau pergilah..cari tempat yang nyaman untuk tidur.atau kau tidur di tempat kami saja?”

“tidak usah pak..biar saya cari tempat sendiri saja untuk tidur.”

Di sebuah ruangan yang sedikit sempit,3 orang terlihat membicarakan sesuatu..
“masih ada yang belum beres di kampong ini?”

“tinggal orang itu saja pak.”jawab gatot

“lalu tunggu apa lagi?cepat habisi saja..” jawab harto

“kita tunggu waktu yg tepat harto,jangan ceroboh..bagaimanapun kedok kita tak boleh terbongkar.” Jawab seseorang misterius itu

“bagaimana dengan wanita itu?kasihan dia, kasihan juga anaknya..” jawab gatot

“itu urusan belakangan,aku yang tanggung. Pokoknya preman disini harus
bersih!!.” Jawab pria misterius itu

“kalau begitu besok malam kita bergerak..” jawab gatot

Pagi itu pardi menantikan sesuatu yg dinantikan..serasa dia menjadi pemenang besar hari itu. Menyongsong kemenangan semu yg terasa ada di depan dan hendak menyambutnya. Ya,kedua orang yang dia manfaatkan untuk menghabisi orang disisi istrinya saat ini menjadi kartu troops pardi. Dia terus mengintai rumah itu. Rumah yang mungkin seperti surge bagi istrinya tapi bagai neraka yang memanas-manasi hati pardi.

Seringkali lamunan pardi mengingatkannya pada masa lalu,dimana dia menyia-nyiakan seorang yg bisa menerima pardi apa adanya. Sayangnya dia malah membuang sesuatu yg berharga itu dan terasa ngilu saat dia kehilangannya.
Malam pun datang membawa kehampaan yg selama ini setia menemani pardi. Hawa dingin yg sejauh ini masih jadi selimut alami untuk dia. Semua ketakutan atas penyamaran pardi seakan terkesampingkan karena dendam,dan dendam itu segera terwujud. Ya,malam ini.
Pardi pun sengaja beranjak dari tempat dia mengintai rumah kartika. Dia berjalan menuju tempat dia biasa tidur. Berharap banyak akan sesuatu yg terjadi. Sesuatu yang bisa membayar lunas kecemburuan selama dia terbebas dari bui.
Harapan itu pun mendekat, melambaikan aroma nya dan membuat hati pardi berdegub kegirangan. Berharap bahwa pria yang wajahnya di tutup kain hitam itu adalah lelaki baru yg selalu ada disamping istrinya selama ini.

“kau kah itu pardi??” Tanya harto yg merasa ada yg melihat aktivitasnya bersama gatot
“I I iya pak..”

“kemarilah,,hisap dulu sebatang..itung2 merayakan kemenganmu..” timpal gatot
Seraya mendekat dan menghisap rokok yg ditawarkan itu,pardi mulai terlihat sumringah..

“ini lelaki yg kau maksud?.” Sambil membuka penutup kepala lelaki yg terikat dan tergeletak lesu itu..
“benar pak!dia bajingan itu..” jawab pardi sedikit tergesa gesa dan tegas
Gatot memberikan pistolnya dan melakukan hal yg biasa mereka lakukan. Membiarkan pardi yg melakukan tembakan eksekusi itu..

“lakukan pardi,selesaikan urusanmu..!” kata harto

pardi mengambil pistol itu dan mulai maju mendekati korban.seraya menempelkan pistol itu di kepala korban.

“tunggu..” tiba2 mata korban terbelalak dan melirik kea rah harto dan gatot.
Pardi segera menarik pelatuk pistol itu..tapi..sayangnya pistol itu tanpa isi. Dia terlihat gugup dan bingung yang akhirnya kebingungan itu di selesaikan dengan pukulan telak di tengkuk pardi oleh harto..

Keadaan berbalik. Pardi yg kini terikat dan terbujur. Diua terlihat semakin bingung dan ketakutan. Di hadapannya ada 3 orang yg terlihat semu. Lama-lama pandangannya mulai jelas. Ya!gatot,harto dan satunya lagi..adalah orang yg tadi akan ia tembak.

“bagaimana pak?” Tanya harto kepada pria yg belum dikenal pardi itu

“ tunggu,aku mau mengingatkan kebodohannya sebelum dia mati.” Jawab pria itu
“hey pardi!!kau ingat aku..?”

“bangsat!!” jawab pardi sambil meludahi wajah pria itu

“hei..aku Cuma mau membantu istrimu.kasihan dia. Kau telantarkan dia selama dia dipenjara. Sebelum kau di penjarapun kau tak mampu bayar sewa atas rumahku itu.”
Pardi kembali ke ingatannya kala itu. Sewaktu ada 3 orang penagih uang sewa datang dan marah-marah..

“gatot,harto..” pria itu memanggil kedua orang di belakangnya.dan pardi pun berusaha melepaskan ikatannya

“ tinggal kamu pardi,orang kotor di kampong ini..” kata pria tak dikenal itu
“BAJINGAAAAAAAAN!!!!!”

Belum selesai nada tinggi yg keluar dari mulut pardi itu,tapi timah panas sudah menembus kepalanya…
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut